Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Yoseph Suryanto minta warga masyarakat di sekitar lereng Gunung Egon di wilayah Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur selalu waspada.
"Tipe gunung api aktif dengan tinggi 1.703 di atas permukaan laut itu sudah mulai menunjukkan aktivitas, sehingga perlu diwaspadai lebih dini," kata Suryanto ketika dihubungi dari Kupang, Rabu, terkait dengan aktivitas gunung merapi itu.
Ia menambahkan pihaknya juga telah melaporkan kepada pemerintah daerah setempat untuk melakukan persiapan dan antisipasi lainnya berdasarkan tahapan-tahapan penanggulangan bencana.
"Pada Rabu (27/10) lalu kawah gunung api Egon tertutup kabut dan mengeluarkan asap, sehingga cukup mengkhawatirkan penduduk di sekitarnya," kata Suryanto.
Ia menambahkan masyarakat yang bermukim di lereng bagian barat dan barat daya pada radius satu kilometer dari Gunung Egon sudah diminta waspada.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi serta Badan Vulkanologi Bandung minta pos pengamatan gunung api di Flores untuk terus memantau aktivitas Gunung Egon dan Gunung Rokatenda di Pulau Palue, sekitar 45 mil dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Rokatenda Dionisius Masan Duran yang dihubungi secara terpisah mengatakan secara visual, telah terjadi hembusan asap putih tipis yang muncul dari kawah Rokatenda.
Hembusan awan tipis itu mencapai ketinggian antara 15-25 meter disertai tekanan gas lemah. Kondisi yang sama juga terjadi pada gunung api Egon, kata Duran.
"Dengan meletusnya gunung merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kami terus memantau aktivitas gunung Rokatenda, tetapi belum ada aktivitas yang membahayakan," katanya.
Gunung Rokatenda terletak di Pulau Palue di bagian utara Flores, sekitar 45 mil dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Penduduk di pulau ini tercatat sekitar 30.000 jiwa.
Gunung Egon meletus terakhir pada 2004 yang mengakibatkan puluhan ribu warga yang bermukim di lereng gunung dievakuasi semuanya ke Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.
Sedangkan Gunung Rokatenda meletus terakhir pada 1973 menyebabkan hujan abu tersebar di seluruh pulau. Aktivitas gunung itu mulai meningkat lagi pada 1981 dan 1984 serta2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar