Pekanbaru (ANTARA) - Perusahaan migas PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) mengaku tak bisa membantu menanggulangi krisis listrik di Provinsi Riau, meski memiliki kelebihan daya listrik dari pembangkit mandiri mencapai 90 megawatt (Mw).
"Meski ada cadangan daya listrik, tapi itu tidak bisa disalurkan sembarangan," kata Presiden Direktur PT CPI A. Hamid Batubara saat kunjungannya di Pekanbaru, Rabu.
Pemprov Riau meminta CPI menyalurkan kelebihan listrik dari pembangkit milik perusahaan migas itu, untuk membantu menanggulangi krisis listrik di Provinsi Riau.
Hamid menjelaskan, terdapat kelebihan daya sekitar 90 Mw dari pembangkit perusahaan yang berkapasitas 580 Mw. Sedangkan, operasional perusahaan mulai dari proses eksploitasi di sumur minyak hingga proses penyulingan membutuhkan listrik sekitar 480 Mw.
Namun, ia mengatakan kelebihan listrik 90 Mw itu diperuntukan untuk berjaga-jaga apabila terjadi kerusakan pada pembangkit yang ada.
"Daya listrik yang tersisa harus tetap `stand by` kalau ada gangguan, sehingga operasional perusahaan tak terganggu," paparnya.
Manager Humas PT CPI Hanafi Kadir menambahkan bahwa perusahaan migas milik Amerika Serikat itu tak bisa memenuhi keinginan Pemprov Riau, karena listrik yang tercadangkan tersebut ibarat ban serep untuk mobil.
"Listrik yang tersisa itu ibarat ban serep, jadi tak bisa dipakai untuk mobil yang lain," ucap Hanafi diplomatis.
Gubernur Riau HM Rusli Zainal pada sambutannya mengatakan, PT CPI yang telah lama melakukan eksploitasi di Riau sebelum kemerdekaan Indonesia, diharapkan bisa membantu penanggulangan krisis listrik dengan memberikan kelebihan daya listrik yang ada.
"Kalau ada cadangan listrik di CPI bisa disuplai membantu kekurangan listrik di Riau," kata Rusli Zainal disela kunjungan Presiden Direktur PT CPI A. Hamid Batubara.
Gubernur mengatakan krisis listrik hingga kini menjadi hambatan investasi dan kemajuan daerah yang kaya minyak tersebut. Bahkan, ia mengatakan tingkat elektrifikasi atau jumlah penduduk yang bisa menikmati layanan listrik dari negara hanya sekitar 42 persen.
Artinya, masih ada 58 persen penduduk Riau yang belum tersentuh listrik, dan jumlah itu sangat jauh dari tingkat elektrifikasi nasional yang sudah lebih dari 60 persen.
"Bahkan, ada kabupaten di Riau yang elektrifikasinya hanya 20 persen," ujarnya mengungkapkan.
Karena itu, gubernur berharap agar perusahaan migas raksasa seperti PT CPI mau untuk berbagi listrik untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan di Provinsi Riau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar